Selasa, 26 April 2011

Karakteristik Pembelajaran Behavioristik

Pendahuluan
Perkembangan kajian tentang proses belajar mengajar telah melalui perjalanan yang cukup panjang dan peningkatan yang sangat pesat. Pemahaman lama dianggap terlalu usang, sedangkan pemahaman baru senantiasa berkembang dan masih ramai diperbincangkan. Kenyataannya proses belajar mengajar yang telah dipraktikan pada masa lampau banyak menuai kritik, dipandang terlalu kaku dan tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Peluang terbesarnya adalah semakin diperlukannya pemahaman psikologi dalam perencanaan dan praktik pembelajaran. Hal ini dipandang penting karena untuk mengembangkan kegiatan yang bertujuan melatih siswa (baik kemampuan kognitif, keterampilan psikomotor, maupun nilai-nilai afektif), diperlukan pengetahuan psikologi yang cukup dalam.
Proses belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikan, karena pada proses tersebut menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan instrumen pendidikan yang berdaya guna untuk membawa perubahan yang diinginkan pada diri siswa. Belajar dan mengajar adalah dua istilah yang berhubungan. Mengajar berarti mengorganisasikan secara sistematis komponen guru, siswa, kurikulum, dan variabel lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sebelumnya, perlu diselaraskan dahulu pemahaman tentang belajar, mengajar, dan relasi belajar dan mengajar.Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku atau kemampuan individu yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman atau praktik (yaitu perubahan internal yang didasarkan pada perubahan tingkah laku yang tampak). Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar berbeda dengan kematangan (maturation). Meskipun sama-sama berupa perubahan tingkah laku pemanen, kematangan merupakan akibat dari pertumbuhan dan perkembangan biologis. Oleh karena itu perubahan tingkah laku pada individu dapat diperoleh dari hasil belajar (pengalaman) maupun proses pematangan (biologis). Peran guru dibatasi hanya pada menyediakan pengalaman-pengalaman berguna yang memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh pengetahuan yang akhirnya mampu mengubah tingkah laku siswa.
Mengajar dapat diartikan sebagai arahan bermanfaat melalui manajemen proses pembelajaran. Perlu dicatat bahwa mengajar bukanlah memberikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa, melainkan suatu proses menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mampu mengubah perilakunya secara permanen melalui pengalaman-pengalaman yang telah dipersiapkan.

Aspek-aspek Esensial dalam Proses Belajar Mengajar
Berikut ini akan disampaikan proses belajar mengajar yang ideal, seperti dinyatakan oleh Dian Laurillard (Laurillard, 1993; Laurillard, 1994). Laurillard menyarankan ada empat aspek proses belajar mengajar, yaitu discussion,interaction, adaptation, dan reflection.
Keterkaitan ke-empat aspek tersebut digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 : aspek-aspek esensial dalam proses belajar mengajar
Diskusi merupakan proses yang terjadi antara pengetahuan konseptual guru dengan pemahaman konseptual siswa. Proses ini dapat dimaknai sebagai “pemindahan pengetahuan”. Guru yang memiliki pengetahuan konseptual yang lebih tinggi berupaya meningkatkan pengetahuan konseptual siswa. Namun proses ini tidak terjadi semata-mata namun melibatkan proses yang lain, misalnya adaptasi. Proses adaptasi terjadi pada pihak guru maupun pihak siswa. Adaptasi pada pihak guru berupa upaya guru merumuskan materi yang hendak disampaikan ke dalam pengetahuan konseptual yang hendak disampaikan, sedangkan adaptasi pada pihak siswa berupa upaya siswa menggunakan pengetahuan konseptual yang dimilikinya untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Proses interaksi adalah proses siswa membangun pengetahuan yang telah ditentukan oleh guru melalui eksperimen. Yang terakhir adalah proses refleksi, yaitu refleksi guru tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipersiapkan, dan refleksi siswa mengenai pengetahuan yang telah dibangun melalui eksperimen.
Laurillard juga menyinggung peran media yang dipilih dalam proses belajar mengajar. Sebagai contoh penggunaan buku teks dapat dinyatakan sebagai hubungan satu arah antara pengetahuan konseptual guru dengan pengetahuan konseptual siswa, sedangkan tutorial memiliki peran yang sama, tetapi membuka peluang munculnya diskusi yang bermakna antara guru dan siswa.
Di samping aspek-aspek esensial di atas, komponen yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar adalah lingkungan belajar mengajar. Hal ini dirumuskan oleh Burton pada diagram berikut:

Gambar 2 : Lingkungan belajar mengajar
Berdasarkan gambar diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Mengajar akan efektif, hanya dengan menghubungkannya pada proses pembelajaran.
2.      Tujuan pembelajaran tidak akan dapat tercapai tanpa mengkaitkannya dengan situasi belajar
3.      Guru perlu membuat dan menggunakan alat bantu mengajar untuk menciptakan situasi belajar yang tepat
4.      Strategi dan kelengkapan mengajar harus dipilih sesuai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
5.      Guru perlu memahami prinsip-prinsip dan tujuan pembelajaran dalam perspektif yang lebih baik.
6.      Guru perlu menciptakan situasi belajar yang tepat sehingga proses pembelajaran menyenangkan dan efektif.

Tabel 3. Ringkasan Teori Pembelajaran Behavioris
Aspek
Behavioris
Tokoh-tokoh yang mendukung
Thorndike, Pavlov, Guthrie, Hull, Tolman, Skinner
Titik tinjau proses belajar
Perubahan tingkah laku
Terjadinya proses belajar
Rangsangan lingkungan eksternal
Fungsi
Menghasilkan perubahan tingkah laku melalui bimbingan yang diinginkan
Peran guru
Memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran
Implementasi
Perubahan tingkah laku
Pembelajaran berbasis kompetensi
Pengembangan keterampilan dan pelatihan


Bahan Bacaan
Bruner, J. (1960, 1977) The Process of Education, Cambridge Ma.: Harvard University Press.
Dewey, J. (1933) How We Think 2e, New York: D. C. Heath.
Gagné, R. M. (1985) The Conditions of Learning 4e, New York: Holt, Rinehart and Winston.
Hartley, J. (1998) Learning and Studying. A research perspective, London: Routledge.
Hergenhahn, B. R. and Olson, M. H. (1997) An Introduction to Theories of Learning 5e, Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.
Krashen, S. D. (1982) Principles and Practice in Second Language Acquisition, Oxford: Pergamon.
Maslow, A. (1968) Towards a Psychology of Being 2e, New York:
Merriam, S. and Caffarella (1991, 1998) Learning in Adulthood. A comprehensive guide, San Francisco: Jossey-Bass.
Skinner, B. F. (1973) Beyond Freedom and Dignity, London: Penguin.
Tennant, M. (1988, 1997) Psychology and Adult Learning, London: Routledge.
Watson, J. B. (1913) 'Psychology as the behavourist views it', Psychological review 20: 158.

1 komentar: